Tag Archives: pijat

Mencicipi Terapi Pijat Cimande Haji Naim

Jumat lalu, saat berangkat ke kantor, saya sempat “terpaksa akrobat” yang menyebabkan bahu saya retak dan harus mendapatkan sedikit perawatan. Tidak puas hanya dengan perawatan medis, Hari itu saya juga dibawa ke terapi pijat Cimande Haji Naim yang terkenal bisa memperbaiki patah tulang, keseleo, dan sebagainya.

Cerita ini sebenarnya bermula saat saya berangkat ke kantor, di perempatan lampu merah sebelum mampang prapatan, sebuah motor tiba-tiba muncul dari sebelah kiri dengan kecepatan tinggi dan menghantam motor saya dan membuat saya terpelanting beberapa meter. Karena tidak sanggup bangun, saya di tolong warga sekitar untuk ke pinggir. Sialnya penabrak itu kabur.

Berhubung kelihatannya mengalami pendarahan yang cukup serius di bagian kepala, saya memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor. Karena dalam keadaan pusing saya tidak bisa menemukan kartu asuransi yang biasanya ada di dompet saya. Akhirnya diantar pulang ke rumah. eh.. sampe di rumah, ternyata kartu asuransi saya ada di dompet aja gitu ๐Ÿ˜ #SelfToyor.ย 

Dengan diantar nyokap, akhirnya saya ke dokter. Si Dokter nan ganteng dan masih muda yang merawat saya, bilang kalau keadaan saya baik-baik saja. tidak ada luka serius. luka di kepala tidak perlu di jahit, dan tidak ada patah tulang (alhamdulillah), tapi kok kepala saya pusing dan kayaknya ada yang salah dengan luka di bahu saya ini.

Tapi berhubung si dokter yang masih muda dan ganteng ini menekankan bahwa saya tidak apa-apa, saya gak terlalu khawatir. Katanya wajar pusing dan bahunya sakit, namanya juga ke bentur. Rona wajah saya yang pucat pun katanya karena shock. hmm.. baiklah ๐Ÿ˜

Atas rekomendasi nyokap dan temannya, sepulang dari dokter saya tetap dibawa ke tempat pijat haji naim. Lumayan jauh sih.. Agak susah di akses kalau gak bawa kendaraaan sendiri. beruntung supir taksi yang mengantar saya sudah tau tempat pijat ini jadi saya tidak kesulitan menemukan tempat pijat Haji Naim yang berlokasi di Jalan MPR III dalam No. 24, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Kalau naik angkutan umum,ย Dari Blok M naik Kopaja 615 ke arah Cipete. Turun 100 meter setelah pasar Cipete. Ada gang tembus di situ lewat masjid. Kalau bingung, bisa tanya orang situ sih dimana tempat pijat Haji Naim.

Sumber : infoidonesia.wordpress.com

Sampai di lokasi, beruntung tanpa perlu mengantri saya sudah bisa langsung masuk dan di urut oleh salah seorang pemijat disana. Padahal katanya kalau kesana itu ngantrinya super lama dan panjang. Ya memang sih.. setelah saya selesai di terapi, ternyata antrian cukup banyak yang berdatangan. Beruntung sekali saat datang saya bisa langsung dilayani. Kebetulan yang sangat menyenangkan.

Saat itu, si terapis yang memijat saya adalah salah satu anak dari Almarhum Haji Naim. katanya Anak Haji Naim sendiri ada 12 orang. Semuanya meneruskan profesi ayahnya sebagai pemijat patah tulang. Walau bukan haji Naim sendiri yang memegang, ternyata kemampuannya mereka juga cukup bagus kok. terbukti masih banyak yang percaya pada kemampuan anak-anak Haji Naim ini.

Saat masuk ke rumah itu, ada beberapa orang yang sedang di pijat, mereka dibetulkan tulangnya. Banyak yang teriak-teriak kesakitan. Lucunya, saya sama sekali gak teriak kesakitan, tapi yang ada saya marah-marah dan jadi super galak sama bapak yang mijat. bayangin aja, pas dia pegang untuk ngecek bahu, saya reflek nepis tangannya sambil nabok dan bentak “Heh! Jangan pegang-pegang! sakit!”. ๐Ÿ˜† Reflek sih.. pas di jalan saya juga mikir, lah kalau gak di pegang, gimana ngobatinnya, neng.. ๐Ÿ˜†

Terapinya sendiri tidak berlangsung lama, sekitar lima menit. Si Pemijat selalu ngajak ngobrol pasien, ngajak bercanda dan ngobrol hal-hal lain, tujuannya adalah mengalihkan perhatian pasien, supaya ย gak kaku atau meronta saat tulangnya di kembalikan posisinya.

Tapi, untuk kasus saya, karena saya marah-marah mulu, dan si terapis bingung mau ngomong apalagi, si terapisnya akhirnya bilang baik-baik untuk saya gak meronta dan ngikutin arah gerakan yang dilakukan si terapis. Saya pun menurut dan mencoba rileks, Benar saja. Dalam sekejap posisi tulang bahu saya yang agak menonjol, agak kembali ke posisi semula.

Setelah itu bahu saja di bebat dengan perban dengan disangga oleh semacam bilah bambu tipis, setelah sebelumnya bahu saya di olesi semacam minyak yang baunya sih saya gak suka. pas tanya-tanya orang, katanya itu minyak cimande.

Setelah diberi selembar kertas berisi list pantangan, saya diminta kembali lima hari lagi untuk terapi berikutnya. hmm.. bagimana terapi selanjutnya.. ya kita liat aja nanti deh yaaaa.. ๐Ÿ˜†

oh ya.. ini list pantangannya :

  • daging : ayam dan kambing
  • Ikan : Tongkol, udang, dan Bandeng (produk laut)
  • Buah : Durian, Pisang, Nanas dan Nangka
  • Minuman : Es dan Minuman Beralkohol
  • Lain-lain : Telur Asin, Super mie, Indomie dan sejenisnya (mie instan).

Ongkos yang dikenakan untuk terapi ini sebenarnya tidak di tentukan. Paling yang di tentukan adalah ongkos perban yang saya gunakan. itu sebesar Rp. 70.000,- sementara untuk ongkos terapisnya seikhlasnya saja dan langsung di kasih ke terapis/pemijat.

Semoga saja saya segera sembuh dan kembali beraktifitas dengan normal.